Ari Muhammad Efendi

Translate

Kamis, 01 November 2012

BERFIKIR LEBIH UNTUK MENGAMBIL RESIKO YANG SEDIKIT

KULIAH ??? MASYARAKAT ??? KERJA ???


Saya teringat pernyataan salah seorang Pimpinan saya di satu kantor yang meminta saya memilih bekerja atau kuliah, saat saya meminta ijin untuk tuker shif malam,karena harus melakukan KKP.   Menurut beliau, tidak mungkin saya dapat bekerja dengan baik kalau masih melanjutkan kuliah, demikian pula sebaliknya.  Saat itu saya masih melanjutkan pendidikan S1 sambil bekerja.

Bekerja sambil kuliah memang sungguh berat dan saya rela menjalaninya, karena bagi saya pendidikan sangat penting.  Pendidikan bukan sekedar untuk mencapai gelar atau ijasah tertentu, namun bagi saya merupakan pengayaan diri dan selanjutnya menuju tahapan berikutnya yaitu proses sharing kepada lingkungan.

Saya akan sangat menyesal kelak, apabila saat itu saya memilih berhenti kuliah.  Kita semua tidak akan pernah mengetahui masa depan perusahaan  atau bahkan kesempatan yang akan kita peroleh kelak.  Pendidikan lanjutan sebatas maksimal yang mampu kita raih adalah ‘payung’ dan ‘perisai’ kita yang kelak akan melindungi kita.

Saya sangat tidak setuju dengan pernyataan beberapa Motivator, bahwa “ijasah itu tidak penting” dengan dibumbui  slogan “tanpa ijasah, kita dapat menjadi apa pun!”.

Menurut saya, ijasah adalah pencapaian pribadi atas prestasi pendidikan dan ketrampilan yang telah kita raih, jadi lebih berupa pendokumentasian hasil pengayaan pribadi.  Lulus SD pun kita memiliki ijasah.  Pernyataan bahwa ijasah menjadi tidak penting dilontarkan oleh mereka yang dengan pongah merasa sudah mencapai kesejahteraan pribadi.  Coba saja dahulu mereka melamar pekerjaan tanpa ijasah.  Sungguh tindakan yang keterlaluan sekali, apabila Motivator tersebut bukannya memotivasi audience untuk mencapai prestasi dan pengayaan pribadi, malah ujung-ujungnya ditawari menjadi agen penjual uang emas dengan menyetor sejumlah dana.

Sungguh tidak masuk logika sehat, apabila Sang Motivator tersebut pun berteriak lantang: “Tanpa ijasah, kita dapat menjadi apa pun!”.  Silakan saja..  Silakan segera membuat plang praktek Dokter dan plang praktek Pengacara.  Tidak sampai 1 hari, Polisi akan mencabut plang praktek Anda.  Selalu ada batasan untuk satu profesi dan profesi lain.  Ternyata Motivator tersebut hanya menawari audience untuk menjadi agen penjual satu produk.

Berat memang memutuskan kerja atau kuliah, keduanya memang sangat dibutuhkan dan saling Keberhubungan satu dengan yang lainya, disaat posisi saya yang seperti ini saya memutuskan untuk  


BERHENTI BEKERJA dan MEMUTUSKAN KULIAH.
Bagi saya, pendidikan tidak akan pernah selesai seumur hidup kita.  Belajar adalah seumur hidup.  Dan benar, saya akan menghadapi penyesalan seumur hidup apabila saat itu saya memilih berhenti kuliah.  Saya telah melakuan pengambilan keputusan dengan benar dan saya bangga, Win-win Games untuk saya.

2 komentar:

  1. Saya kuliah berbeasiswa full sampai lulus dan saya galau antara berhenti atau tidak. Karena saya merasa tertekan dan tidak ada niatan lagi untuk melanjutkan kuliah. Dikarenakan saya selalu dimanfaatkan saat kuliah oleh teman-teman saya secara tidak langsung. Saat kerja kelompok, selalu saya yang punya inisiatif. Saya tidak tahan layaknya menjadi baby sitter yang selalu menggerakkan mereka. Padahal ini semua untuk mereka. Saya rasa mereka memnfaatkan saya karena saya berbeasiswa. Mereka bisa dengan mudah mengulang mata kuliah jika mendapat nilai E. Kalau saya? Sudah dipastikan jika saya tidak mengerjakan tugas akhir itu, saya tidak bisa melanjutkan kuliah. Karena per semester ip saya harus minimal 3.00, mengapa mereka berlaku seenaknya ya? Apa tidak ada perasaannya sama saya yang berbeasiswa ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hal seperti itu wajar ... apalagi jika anda memiliki pemikiran yang lebih baik di bandingkan dengan teman-teman anda dan dikarunia oleh tuhan otak yang pintar. seharusnya bersyukur jikalau otak itu masih bisa bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. saya sarankan untuk melanjutkan hal yang baik untuk teman-temanmuu

      Hapus